Jumat, 02 Desember 2011

Sejarah Kota, Kota Sejarah

Kota
            Setiap kota memiliki asal-usulnya masing-masing. Misalnya, Mekkah yang berawal dari usaha bertahan hidup Hajar dan Nabi Ismail atau Roma yang merupakan tempat pelarian pesakitan perang Troy.
            Kota pun memiliki usia. Penentu kelahirannya adalah catatan sejarah yang menyebutkan perihal kota itu. Jadi, walaupun kota itu sudah dihuni manusia sejak zaman es, tapi catatan sejarah tertulis menyebutkan kota itu baru ada setelah proklamasi kemerdekaan, maka usia yang berlaku di “akta kelahiran kota” adalah usia setelah proklamasi.
            Menurut catatan sejarah itu pula, Palembang, kota yang baru saja menjadi tuan rumah Sea Games XXVI, adalah kota tertua di Indonesia. Prasasti Kerajaan Sriwijaya menyebut kota ini sudah didirikan sejak 16 Juni 682 Masehi. Ini berarti Palembang sudah berdiri satu milenium lebih.
            Pemberlakuan “akta kelahiran kota” ini juga terjadi pada Kota Tuban. Kota ini sudah dihuni sejak abad X ketika kota ini masih wilayah Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga. Namun, kota ini baru masuk dan diakui dalam lingkaran sejarah semasa Ronggolawe diangkat menjadi adipati. Oleh karena itu, hari jadi Kabupaten Tuban ditentukan sama dengan tanggal pelantikan Ronggolawe sebagai adipati Tuban, yaitu 12 November 1293.
            Untuk ukuran Indonesia, usia Kabupaten Tuban sudah sangat tua. Wilayah kapur ini sudah bernamakan Tuban selama 718 tahun. Itu berarti Tuban merupakan salah satu pusat peradaban dan kebudayaan sejarah tertua di Indonesia. Tuban sudah menjadi pelabuhan strategis bagi kerajaan Majapahit yang baru berdiri. Tuban menjadi tempat transit sekaligus tempat singgah kapal-kapal dari Guam, Persia, serta Tiongkok. Tuban menjadi salah satu komponen penting dalam merintis kejayaan Majapahit. Sekarang, mari kita bandingkan Tuban di 1293 dengan kota-kota besar lain di Indonesia.
Jakarta
            Jakarta di abad XII hanyalah peradaban kecil di sekitar Sungai Ciliwung. Wilayah ini dikenal dengan nama Kalapa dan masih bagian dari Kerajaan Sunda. Baru pada abad XVI wilayah ini menjadi bandar pelabuhan kecil yang kemudian disinggahi oleh Portugis.
            Portugis yang berhasrat untuk menguasai Bandar Kalapa mengerahkan kapal-kapalnya untuk menguasai pelabuhan Kalapa. Kerajaan Sunda pun mengutus Fatahillah untuk mengusir Portugis dari wilayah kekuasaannya tersebut. Dalam pertempuran yang begitu heroik tersebut, Fatahillah menang dan berhasil membuat Portugis angkat kaki dari Kerajaaan Sunda sekaligus dari Pulau Jawa. Portugis pun menyingkir ke wilayah timur nusantara. Sebagai penanda kemenangannya, Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 dan tanggal inilah yang menjadi acuan hari jadi kota Jakarta.
            Jakarta 1293 masihlah pemukiman kecil di sekitar sungai Ciliwung.
Bandung
            Bandung baru masuk dalam catatan sejarah sekitar abad XV. Kala itu daerah ini dikenal dengan nama Tatar Ukur. Tatar Ukur masih wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda. Teritori Tatar Ukur sendiri membentang di sebagian besar wilayah Jawa Barat dan dibagi lagi menjadi sembilan subwilayah. Tatar Ukur tidak pernah berhasil menjadi kerajaan yang berdiri sendiri karena setelah Kerajaan Sunda runtuh karena serangan dari Kerajaan Banten, wilayah strategis ini segera dikuasai oleh Kerajaan Sumedanglarang yang hampir menguasai seluruh Jawa bagian barat.
            Di daerah Jawa Barat dulu pada abad IV memang berdiri Kerajaan Tarumanegara, namun kerajaan ini berpusat di Bogor. Prasasti-prasasti yang ditemukan pun tidak ada yang menyebutkan kawasan yang bernama Bandung atau menunjuk secara spesifik ke wilayah Bandung, sehingga Bandung dimungkinkan masih kawasan liar dan belum berpenghuni pada masa itu. Kata “Bandung” sendiri berasal dari “bandeng”. Dalam bahasa Sunda, “ngabandeng” berarti genangan air yang luas, tenang, namun menyeramkan. Bandung zaman dahulu disinyalir merupakan sebuah danau yang begitu luas (danau ini diceritakan pula pada legenda Sangkuriang). Oleh sebab itu, dapat ditarik benang merah bahwa Bandung, sebelum menjadi Tatar Ukur, adalah sebuah danau di pulau Jawa bagian barat.
            Bandung 1293 masihlah danau tak berpenghuni.
Yogyakarta   
            Kota ini berawal dari disepakatinya Perjanjian Giyanti antara VOC dan Kerajaan Mataram pada 13 Februari 1755. Perjanjian ini mengakibatkan Mataram terbelah menjadi dua, yaitu Kerajaan Surakarta dan kerajaan baru yang dipimpin oleh Aryo Mangkubumi yang kemudian bergelar.Sultan Hamengkubuwono I. Nama “Yogyakarta” sendiri berasal dari kata “Yodya” yang berasal dari nama Ayodya (kerajaan Rama dalam epos Ramayana) dan “karta” yang berarti makmur.
            Yogyakarta masa kini merupakan pusat kebudayaan Jawa, khususnya peninggalan warisan dari kerajaan Mataram. Namun, dulu ketika masih baru berdiri, Yogyakarta adalah daerah pedalaman yang belum terjamah manusia. Pusat kota Yogyakarta saat ini dulunya adalah Hutan Beringin. Sultan Hamengkubuwono I bahkan harus “babat alas” terlebih dahulu untuk mendirikan pusat pemerintahan di sana. Baru setelah pusat pemerintahan didirikan, resmi pulalah kota Yogyakarta lahir. Peristiwa itu terjadi pada 7 Oktober 1756. Melihat fakta di atas, dapat dikira-kira bahwa Yogyakarta sekarang dulunya adalah hutan beringin belaka sebelum Sultan Hamengkubuwono I mendirikan pusat pemerintahan pada abad XVII. Ini diperkuat dengan tidak adanya catatan sejarah tentang wilayah ini. Catatan sejarah tentang kerajaan Mataram pun merujuk pada wilayah Surakarta.
            Yogyakarta 1293 hanyalah sebuah hutan beringin yang belum pernah dijamah manusia.
Semarang
            Semarang memperingati hari jadinya pada 2 Mei 1547. Tanggal itu bertepatan dengan penobatan Kyai Pandan Arang sebagai adipati di sana. Beliau diangkat oleh Sultan Hadiwijaya yang berkedudukan di Pajang. Semarang berasal dari kata “asem arang-arang”, konon daerah tersebut memang banyak ditumbuhi pohon asem yang jaraknya berjauhan.
            Sebelum menjadi daerah kadipaten pada abad XV, daerah ini dulunya bernama Bergota. Bergota adalah sebuah kawasan pesisir pantai nonpelabuhan. Kawasan ini diduga juga merupakan kawasan liar sebelum kedatangan Kyai Pandan Arang. Tidak ada catatan sejarah mengenai wilayah ini sebelum abad XV. Wilayah ini mulai sedikit berkembang ketika didirikan pondok pesantren oleh Kyai Pandan Arang yang kemudian disusul dengan banyaknya pemukiman hingga pelabuhan untuk berdagang.
            Semarang 1293 hanyalah kawasan pesisir pantai biasa.
Surabaya
            Dari banyak kota besar lainnya, Surabaya memiliki catatan sejarah yang paling tua. Kota ini secara resmi menetapkan hari jadinya pada 31 Mei 1293. Penetapan ini berkenaan dengan keberhasilan Raden Wijaya mengusir tentara dari Mongol. Daerah ini pun berkembang menjadi daerah pelabuhan di era Majapahit.
            Asal nama Surabaya sendiri memiliki beberapa versi. Namun, yang banyak diakui oleh para ahli sejarah berasal dari kata “Sura ing Bhaya” yang berarti keberanian menghadapi bahaya. Asal nama ini pun merujuk pada keberhasilan Raden Wijaya. Surabaya sendiri diyakini sudah ada sejak tahun 1275 pada masa Raja Kertanegara. Kawasan pemukiman ini didirikan sebagai hadiah bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas Pemberontakan Kemuruhan, hanya saja kawasan ini dulu belum bernama Surabaya, melainkan Ujung Galuh.
            Surabaya 1293 tidak jauh berbeda dengan Tuban 1293.
Tuban
            Melihat perjalanan sejarah kota ini, patutlah orang-orang Tuban berbangga hati. Kota ini adalah warisan masa silam. Kota ini memiliki nuansa sejarah yang begitu panjang. Setelah 718 tahun terlewati, Tuban yang sekarang tetaplah bersahaja. Dan kali ini Tuban dipimpin pula oleh orang-orang yang bersahaja.
            Tulisan ini membandingkan kondisi kota-kota besar di zaman dahulu dengan sekarang. Tampaklah bahwa kota-kota tersebut mengalami perkembangan pesat. Namun, bagi saya pribadi, saya memang lebih suka Tuban yang bersahaja, Tuban yang senantiasa akrab dengan segala penghuninya. Jangan jadikan Tuban sebagai kota metropolitan karena, takutnya, aroma sejarah di dalamnya bisa memudar.
            Selamat ulang tahun Kota Tuban, di tangan para pemimpin yang bersahaja ini semoga kamu tetap menjadi kota yang bersahaja.


Sanubarianto
Surabaya, 2011  
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar